Penentuan Jumlah Nutrisi Magnesium dari MgSO4.7H2O dan Besi Dari FeSO4.7H2O Pada Kultivasi Tetraselmiss chuii Terhadap Kandungan Lipid Maksimum
DOI:
https://doi.org/10.35450/jip.v7i1.121Kata Kunci:
FeSO4.7H2O, MgSO4.7H2O, lipid maximum Tetraselmis chuiiAbstrak
Penelitian ini membahas pengaruh penambahan nutrisi magnesium dari MgSO4.7H2O dan besi dari FeSO4.7H2O untuk mendapatkan kadar lipid maksimum pada mikroalga Tetraselmis chuii. Variasi nutrisi yang digunakan yaitu 0, 4, 6, 8 gr/ L MgSO4.7H2O dan 0, 24, 30, dan 36 µM/L FeSO4.7H2O. Mikroalga dikultivasi dengan fotobioreaktor yang diisi dengan 1 L kultur mikroalga dengan perbandingan mikroalga dan air laut 3:7, yaitu 300 ml mikroalga dan 700 ml air laut dengan salinitas 30 ppt. Intensitas cahaya yang diberikan yaitu 2000 lux. Penelitian dimulai dengan pengkulturan mikroalga dengan variasi nutrisi tersebut. Lalu, diamati kepadatan selnya setiap 3 jam sampai didapat waktu optimum di mana kepadatan selnya tinggi. Selanjutnya mikroalga tersebut dipanen dan diekstrak sehingga didapatkan lipidnya. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut dietil eter. Setelah didapatkan massa lipidnya lalu dihitung kadar lipid mikroalga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lipid tertinggi pada mikroalga Tetraselmis chuii diperoleh pada penambahan MgSO4.7H2O 6 gram dan pada penambahan FeSO4.7H2O 36 µM yaitu 20,175%.
Unduhan
Referensi
Allen, JF, de Paula, BMW. Puthyiyaveetil, S. and Nield, J. 2011. Review: Structural Phylogenetic Map for Chloroplast Photosynthesis. Trends in Plant Science. 16 (12): 645-655.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 2013. Outlook Energi Indonesia. Diakses dari www.bppt.go.id (waktu akses 4 November 2016 pukul 17.01 WIB).
Banerjee, A., Sharma, R., Chisty, Y., and Banerjee, U.C. 2002. Botryococcus braunii: A renewable source of hydrocarbons and other chemicals.
Critical Reviews in Biotechnology. (22) 3: 245–279. Bougis. 1997. Dalam Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan Zooplankton : Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut, Kanisius: Yogyakarta.
Brown, E. E. and J. B. Gratzek. 1980.Fish Farming Hand Book. Van Nostrand Reinhold Company. New York: 391 pp.
Butcher, R.W. (1959). An Introductory Account of the Smaller Algae of the British Coastal Waters. Part 1: Introduction and Chlorophyceae. Fishery Investigations London. Series IV, 1-74.
Chisti, Y.2007.“Biodiesel from Microalgae”. BiotechnologyAdvances, Vol.25, pp. 294-306.
El-metwally, A.E. Abdalla, F.E., El Saady, A.M., Safina, S.A., and El-Sawy S.S., 2010, Response of Wheat to Magnesium and Copper Foliar Feeding under Sandy Soil Condition, J. Am. Sci., 6 (12): 818-823.
Fabregas, Jaime., dkk. 1984. Growth of Marine Microalga Tetraselmis svecica in Batch Culture with Different Salinities and Concentration. Publisher. B.V. Amsterdam.
Fajrin, Ahfi. 2012. Pembuatan Biodisel dari CPO. https://www.scribd.com/doc/92543742/Pembuatan-Biodiesel-Dari-CPO. (diakses pada tanggal 29 November 2016, pukul 05.35 WIB).
FAO, 2009. Alga Based biofuels: a refiew of challenges and opportunities for developing countries (p. 49). Roma: Food and Agriculture Organisation of the United Nations.
Fitter A.H. dan Hay, R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yokyakarta: Universitas Gajah Mada Press 1991
Fogg, G. E., Alga Cultures adan Phytoplankton Ecology, Medison, The Univercity of Wiconsin Press, 1987.
Gouveia, Luisa. 2011. Microalgae as a Feedstock for Biofuels. London: Springer Heidelberg Dordrecht.
Hoshida, H., Ohira, T., Minematsu, A., Akada, R., and Nishizawa, Y., (2005), Accumulation of Eicosapentaenoic Acid in Nannochloropsis sp. In Response to Elevated CO2 Concentrations, Applied Phycology, 17, pp. 29-34.
Ismi, Suko. 1996. Perkembangan Populasi Nannochloropsis oculata Pada Suhu dan Salinitas yang Berbeda. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. II (2): 68-72.
Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan Zooplankton : Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Yogyakarta. Hal 14.
Kimball, J.W. 1983. Biologi. Diterjemahkan oleh Soetarmi. S. T. dan Sugiri, N. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kurniasih, Dora. 2014. Penambahan Nutrisi Magnesium Sulfat Mgso4.7H2O dan Nutrisi Kalsium Karbonat (Caco3) pada Kultifasi Tetraselmis chuii Untuk Mendapatkan Kandungan Lipid Maksimum. Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin. Universitas Trisakti. Jakarta (ID): EA02-1 – EA02-6.
Li Y, M. Horsman, N. Wu, C.Q Lan, and N. Dubois-Calero., 2008. Biofuels From Microalgae. Biotechnology Progress ; 24 (4) : 815–820
Lubian, L.M., Montero, O., Garrida, I.M., Hertas, I.E., Sobrino, C., Gonzales, M. and Pares, G. Nannochloropsis (Eustigmatophyceae) as a source of commercially valuable pigments. Journal of Applied Phycol., (12) 2000: 249-255.
Mujiman, Ahmad. 1984. Makanan Ikan. Cetakan 14. Penebar Swadaya. Jakarta. Prescott, G. W. 1978. How to Know The Freshwater Algae. Wne. Brown Company Publisher.
Nishio, J.N., J. Abadia and N. Terry. 1985. Chlorophyl Proteins and Electron Transport during Iron Nutrition Mediated Chlorophlast Development. Departement of Plant and Soil Biology. University of California. Barkeley. California.
Ratna Ningsih, Diah. 2013 Kadar Lipid Tiga Jenis Mikroalga pada Salinitas yang Berbeda. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/23574/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf (Diakses pada tanggal 22 Desember 2017, pukul 12.01 WIB)
Richmond, Amos and Qiang, Hu. 2003. Handbook of Microalgal Culture. Wiley Blackwell: USA
Sasireka, G and Muthuvelayudham, R. 2015. Effect of Salinity and Iron Stressed on Growth and Lipid Accumulation In Skeletonema costatum for Biodiesel Production. India. Research Journal of Chemical Science. Vol.5(5), 69,72.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan: M.Syah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sukardi, A. 2005. Anatomi Hewan. Bandung: Pustaka.
Sukmana, Wahyu. 2009. Salinitas. http://wahyusukmana.blogspot.co.id/2009/04/salinitas.html. (diakses pada tanggal 12 Desember 2016, pukul 06.07 WIB).
Sylvester B. D., D. Nelvy dan Sudjiharno, 2002. Dalam Seri Budidaya Laut No. 9.
Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. Balai Budidaya Laut Lampung. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Depertemen Kelautan dan Perikanan 24-36 hlm.
Taw. 1990. Petunjuk Kultur Murni dan Massal Mikroalga. UNDP. FAO. 1990.
Ugwu, C. U., Aoyagi, H. & Uchiyama, H. 2007. Influence of Irradiance, Dissolved Oxygen Concentration, and Temperature on the Growth of Chlorella sorokiniana. Photosynthetica, 2(45), pp. 309-311.
Wang, B., Li, Y., Wu, N., Lan, Q., C. 2008. CO2 Bio-Mitigation Using Microalgae. Applied Microbiology Bioetechnology. 79: 707-718.
Wilde, C. and Benemann, G. (1993).A Culture Method for Microalgae Forms to Studies on Growth and Carotenoid Production. World Journal of Microbiology and Biotechnology. Volume (17):325-329.
Yuharma, Devega. 2013. Biodisel. https://devegayuharma.wordpress.com/, (diakses tanggal 1 Desember 2016, pukul 06.10 WIB).
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Penulis yang mengirimkan jurnal harus mengerti bahwa jurnal yang diterima dan dipublikasikan, hak cipta jurnal tersebut diberikan kepada Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan (JIP), Balitbangda Provinsi Lampung sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan jurnal ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi sejenis lainnya, serta terjemahan, reproduksi sebagian / bagian dari jurnal ini, penyimpanannya di basis data dan penularannya oleh bentuk atau media apapun seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll.