Optimasi Proses Hidrolisis Biji Sorgum untuk Fermentasi Bioetanol dan Pemanfaatan Komponen Padatannya
DOI:
https://doi.org/10.35450/jip.v6i02.95Kata Kunci:
Biji sorgum, Hidrolisis, BioetanolAbstrak
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor, L Moench) sangat berpotensi sebagai bahan baku industri bioetanol. Diberbagai daerah telah muncul pabrik-pabrik bioetanol kecil berbahan baku nira sorgum manis. Dalam rangka memanfaatkan secara optimal tanaman sorgum manis sebagai bahan baku bioetanol, selain pemanfaatan nira sorgum perlu pula diupayakan penggunaan biji sorgum manis sebagai bahan baku dengan metode proses yang efisien. Pada hidrolisis biji masih perlu pengkajian proses pretreatment karena proses hidrolisis pati terhambat oleh matrik protein atau protein body yang melekat pada butir pati sorgum. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan tanaman sorgum sebagai bahan baku produksi bioetanol maka perlu dilakukan kajian untuk mendapatkan kondisi proses hidrolisis yang efisien dan konversi bioetanol yang optimum dan mampu menghasilkan produk lain yang bermanfaat. Dari data-data yang diperoleh, diketahui bahwa biji sorgum dapat dijadikan sebagai bahan baku bioethanol baik varietas lokal maupun varietas Numbu. Perbedaan hasil DE (Dextrose equivalent) memang menunjukan perlakuan dengan perendalaman dalam larutan NaOH sedikit lebih baik daripada dengan perlakuan tanpa perendaman, dan itu berdampak pula pada hasil fermentasi yang dapat menghasilkan ethanol lebih besar. Kondisi optimum proses hidrolisis biji sorgum untuk varietas Lokal (Hermada) dan Numbu (sorgum manis) tercapai pada kondisi perendaman dengan NaOH 0,05 % pada suhu 45 °C selama 1,5 jam. Rasio fermentasi untuk varietas Lokal (Hermada) dengan perendaman NaOH adalah 86,75 %, tanpa perendaman 85,81 %. Sedangkan, rasio fermentasi untuk varietas Numbu dengan perendaman NaOH adalah 89,67 %, tanpa perendaman 87,68 %. Untuk 2 (dua) varietas sorgum yang dicoba, tidak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti antara diberi perlakuan dan tanpa perlakuan.
Unduhan
Referensi
Anonymous, Alico, Borglum, Penambahan -amylase sebelum proses pemasakan, dimaksudkan untuk menghidrolisis polimer pati sebagian dan menurunkan viskositas, 1981.
Corredor, et al., Kualitas DDGS sebagai pakan lebih baik daripada biji sorgum semula, karena perubahan komposisi padatannya, 2006.
Serna-Saldivar and Rooney, Sorgum (Sorghum bicolor, L. Moench) merupakan sumber daya biji-bijian berkadar pati 55-75%, 1995.
Sudaryono dkk., Pemanfaatan produksi bijinya tidak akan menimbulkan dilema, karena selama ini belum terbiasa digunakan sebagai makanan pokok, 1996.
Taylor, et al., Biokonversi pati dalam tepung sorgum terhambat pada saat proses likuifikasi disebabkan oleh adanya protein body (matrix protein) yang melekat pada butir patinya, 2006.
Triwiyono, dkk., Biokonversi pati dalam tepung sorgum terhambat pada saat proses likuifikasi disebabkan oleh adanya protein body (matrix protein) yang melekat pada butir patinya, 1997.
Wu et al., “Faktor utama yang menghambat atau mempengaruhi efisiensi biokonversi biji sorgum adalah senyawa phenol, kekuatan (tight-storage) matrik protein, daya cerna protein yang rendah, viskositasnya yang tinggi, dan suhu gelatinasinya yang tinggi karena adanya keterikatan amilosa dan lemak”, 2006.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Penulis yang mengirimkan jurnal harus mengerti bahwa jurnal yang diterima dan dipublikasikan, hak cipta jurnal tersebut diberikan kepada Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan (JIP), Balitbangda Provinsi Lampung sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan jurnal ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi sejenis lainnya, serta terjemahan, reproduksi sebagian / bagian dari jurnal ini, penyimpanannya di basis data dan penularannya oleh bentuk atau media apapun seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll.